Aliran sesat semakin marak di Indonesia, bahkan mengalami euforia (mabuk kebebasan) di masa Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang menduduki jabatan sejak Oktober 1999 sampai 23 Juli 2001. Terdapat LDII (mengkafir orang yang diluar jama’ahnya), Salamullah (Menghimpun semua agama, didirikan loeh Lia Aminudin), Ahmadiyah (meyakini Mirza Ghulam ahmad sebagai Nabi setelah Muhammad SAW), Al-Qiyadah al islamiyah (Meyakini Ahmad Musadeq sebagai nabi), JIL (menolak hokum Alloh), Baha’i (menyatukan ajaran islam, yahudi, nasrani dll) dan masih banyak lagi yang lainya. Dari ruwatan kemusyrikan sampai pluralisme yang dipelopori Jaringan Islam Liberal (tokoh : Ulil Abshar Abdalla) yang tak mengakui hukum Tuhan muncul secara resmi. Hingga ada tokoh aliran sesat yang keceplosan, “Mumpung presidennya Gus Dur.” Orang mulai bingung. Dari pihak sesat pun berkelit bahwa yang berhak menentukan sesat itu hanyalah Tuhan. Si sesat masih berteriak pula bahwa yang mengorek kesesatan itu pemecah belah. Kita harus menyadari bahwa yang menyatukan hati itu adalah Allah, bukan kita (lihat QS 2: 62-63). Adanya persatuan itupun hanya kalau berada pada ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Bila tidak, maka akan bercerai berai. Dalam hadits ditegaskan:
Yang harus kita ketahui pengertian Sesat atau kesesatan (bahasa Arabnya dhalal) adalah setiap yang menyimpang dari jalan yang dituju (yang benar) dan setiap yang berjalan bukan pada jalan yang benar, itulah kesesatan. Dalam al-Qur’an disebutkan, setiap yang di luar kebenaran itu adalah sesat (lihat QS Yunus: 32). Kebenaran hanya datang dari Allah. Pertanyaannya kini, kebenaran dari Allah itu adanya di al-Qur’an dan as-Sunnah, namun cara pemahamannya / penafsirannya model apa? Pertanyaan itu sudah ada jawabannya, dalam hadits tentang 73 golongan, riwayat At-Tirmidzi.
“Siapakah dia (golongan yang satu—yang selamat dari neraka—itu) wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “(Mereka yang mengikuti apa) yang aku dan sahabatku berada di atasnya.”
Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan, penulis Lamhah ‘anil firaq adh-dhaallah, Membongkar Firqah-Firqah Sesat, berkomentar. Ketika Rasulullah ditanya tentang siapakah satu yang selamat itu, beliau menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang menempuh jalan seperti yang aku dan sahabatku tempuh.” Maka barangsiapa yang tetap di atas jalan yang ditempuh Rasul saw dan para sahabatnya, maka dia termasuk yang selamat dari neraka. Dan barangsiapa yang menyelisihi dari hal tersebut sesungguhnya dia diancam dengan neraka sesuai dengan kadar jauhnya. Dalam praktik, kesesatan itu tidak dianggap sesat walaupun dilaksanakan ramai-ramai.
Waspada !
Ya, kita selalu harus waspada, terutama tokoh JIL Ulil Abshar Abdalla kini sudah merambah kepemerintahan dengan masuknya sebagai pusat pengembangan strategi dan kebijakan partai democrat. Kita mengetahui bahwa partai Demokrat adalah Partai yang incumbent pada saat ini dan kemungkinan besar akan menjabat di masa yang kan datang. Boleh jadi dengan bergabungnya Ulil akan berpengaruh terhadap kebijakan-kebijakan yang mendukung jama’ahnya kedepan. Hal ini akan membuat perjuangan memberantas paham dan aliran sesat di Indonesia semakin sulit. Pemerintah pun kurang bisa diharapkan ketika tokoh utamanya saja sudah masuk kedalam partai politik pendukung pemerintah. Apalagi Ulil menduduki jabatan strategis di partai besar tersebut.
Ulil Abshar Abdala sebagai Ketua Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat
http://www.bandarlampungnews.com/detail.php?id=3425
Oleh: Setiyo Prajoko, 29/6/2010
4 comments:
Heran ma demokrat, Ulil kan tokoh liberal. Knp bs masuk struktur DPP yahh.. "-_-
Eh.. btw, ane Pertamax Gan..!!!
Itulah kalau partai hanya mementingkan jumlah suara tanpa melihat track recordnya....ane curiga ada udang di balik batu...
Umat Islam harus sadar di Demokrat ada raja sesat yg bernama Ulil
Dedengkot JIL si Ulil ngapain di Demokrak, nyesal gw nyoblos Demokrat. Gw jamin suara bakal turun drastis
Posting Komentar
Mohon komentarnya dengan tutur bahasa yang baik, terima kasih