Ilustrasi |
Menjadi pengawas Ujian Nasional 2012 memberikan pengalaman menggelikan tersendiri bagi teman saya. Peristiwa ini dimulai ketika teman saya ditunjuk menjadi pengawas Ujian Nasional di sebuah SMA swasta di daerah pelosok. Pada saat itu merupakan hari kedua Ujian Nasional dengan jadwal mata pelajaran yang diujikan adalah bahasa inggris. Teman saya berangkat pagi-pagi dari rumah agar tidak terlambat sampai sekolah. Seperti biasa dilakukan apel pagi untuk pengawas sebelum ujian di mulai. Bel masuk ruangan pun berbunyi, siswa dan pengawas masuk ruangan. Sebelum memulai Ujian siswa bedoa kemudian dibagikan lembar jawab dan dibimbing untuk mengisi identitas terlebih dahulu. Namun ada satu siswa yang memulai tingkah laku yang aneh.
Adalah Paino (bukan nama sebenarnya) duduk di bangku kolom ke empat dari pintu baris kedua, siswa ini mengeluarkan benda semacam kain bewarna hijau. Kain tersebut dililitkan ke pensil yang akan digunakan menjawab soal. Digenggamnya erat-erat pensil yang terlilit kain itu dan terlihat mulutnya komat-kamit membaca sesuatu. Karena belum dimulai ujiannya teman saya membiarkan siswa tersebut.
Tepat jam 8.00 WIB bel tanda dimulainya mengerjakan ujian berdering. Ujian dimulai dengan soal listening terlebih dahulu. Teman saya melihat siswa ini masih saja melakukan aktivitas seperti sebelumnya sampai ujian listening sudah berlangsung selama lima menit, Paino sama sekali tidak membuka soalnya. Teman saya meperingatkan kepada siswa tersebut untuk membuka soal dan mengerjakannya, namun dengan santai dia malah mengisi identitas bukannya mengerjakan soal. Sembari mengangkat tangan dengan telapak terbuka siswa tersebut berkata “nyantai aja pak”. Seketika teman saya terdiam dan membiarkan siswa tersebut.
Paino mulai mengerjakan soal, herannya, soal hanya dibuka sekilas saja dan seperti tidak membaca dengan serius. Waktu mengerjakan ujian sekitar kurang 30 menit lagi, teman saya melihat ada beberapa siswa yang mulai menoleh kekanan dan kekiri. Hebatnya, Paino tidak banyak tingkah untuk menanyakan jawaban keteman lain. Bel satu kali berbunyi menandakan waktu kurang lima menit, semua siswa mulai membereskan pekerjaannya. Begitu pula Paino juga mulai berkemas, tiba-tiba teman sebelahnya melihat LJK Paino. Dia kaget melihat LJK yang jumlahnya 50 nomor terisi semua. Langsung saja temanya mengingatkan paino,”mas, soale mung patang puluh kok jawabanmu tekan seket (mas jumlah soalnya hanya 40, kok jawaban kamu sampai 50”. Sontak saja Paino kaget dan mengecek soalnya, “oalah iya” langsung saja 10 jawaban terkhir dihapusnya. Kejadian tersebut membuat teman saya heran dan tertawa sendiri melihat tingkah laku anak ini.
Memang ada-ada saja tingkah laku siswa untuk menghadapi UN. Dari uraian di atas jelas saja mengundang gelak tawa karena tingkah laku Paino yang entah mendapat petunjuk dari siapa melakukan ritual aneh sebelum mengerjakan UN namun malah salah kaprah. Boleh jadi kejadian tersebut bisa di bilang syirik jika melakukan ritual yang disarankan oleh dukun. Padahal Rasulullah bersabda "Barangsiapa mendatangi dukun peramal dan bertanya kepadanya tentang sesuatu (lalu mempercayainya) maka shalatnya selama empat puluh malam tidak akan diterima". (HR. Muslim). Semoga kejadian ini menjadi hikmah bagi kita semua. Hari gini masih percaya dukun? Kasihan!