seekor hiu martil mati mengenaskan karena diambil siripnya (sumber: kompas.com) |
Hiu mungkin
terdengar sebagai hewan buas bagi kita. Digambarkan dengan taring yang tajam
hiu mengancam orang-orang yang berenang di pantai. Sampai-sampai menginspirasi
pembuatan film mengerikan seperti film Jaws, Shark attack dll. Dalam film
tersebut jelas menggambarkan begitu berbahayanya hewan bertulang rawan ini bagi
keselamatan manusia. Adegan demi adegan hiu memangsa manusia dipertontonkan
dengan apik menyihir siapapun yang menonton sehingga menjadi takut dengan hewan
ini.
Namun faktanya,
seberapapun buasnya hiu dalam adegan tersebut tetap saja manusialah yang paling
buas dialam ini. Hanya untuk memenuhi hasrat berlandaskan keyakinan pada mitos saja, terdapat masyarakat yang gemar
mengonsumsi soup sirip hiu. Akhir-akhir ini jumlah orang yang mengonsumsi
sirip hiu bertambah banyak walau harganya mahal. Alhasil permintaan akan sirip
hiu meningkat dan perburuan hewan berdarah dingin ini pun meningkat. Harga sirip
hiu yang mahal membuat sekelompok para nelayan pemburu hiu hanya memerlukan
siripnya saja. Mereka menangkap hiu utuh kemudian memotong siripnya saja
kemudian tubuh nya diceburkan lagi kelaut. Ada beberapa bagian tubuh tempat
menempelnya sirip pada ikan hiu, di bagian dorsal atau punggung, bagian dada
atau pectoral, bagian perut atau abdomen dan di bagian ekor atau caudal. Kesemua
sirip tersebut dipotong untuk kemudian di jual.
Semua makhluk
hidup memiliki peranan tersendiri bagi keseimbangan ekosistem, termasuk hiu. Hiu
bersifat karnivora atau pemakan daging menempati puncak tertinggi dalam rantai
makanan di laut seperti halnya hewan karnivora di darat seperti harimau, singa,
serigala, elang sebagai puncak tertinggi rantai makanan. Jika jumlah
populasinya menurun hal ini berarti akan terjadi ganguan pada keseimbangan
ekosistem laut. Dan hal ini tentu akan berdampak juga secara tidak langsung
kepada manusia. Jika populasi menurun otomatis ikan lain yang bersimbiosis
dengan hiu juga turun. Jika populasi ikan tersebut turun maka apa yang dimakan
oleh ikan tersebut jumlahnya melimpah melebihi ambang batas. Hal tersebut akan
merugikan ikan lain yang bermanfaat untuk manusia sehingga pupulasinya menurun. Begitu seterusnya
menjadi seperti efek domino yang ujungnya akan merugikan manusia juga. Oleh karena
itu marilah kita lebih arif dan bijaksana lagi kepada alam. Mari bergabung untuk mengkampanyekan penghentian pengambilan sirip hiu, mengkritik restoranyang menyajikan sirip hiu, dan tentusaja stop untuk mengkonsumsi sirip hiu dengan kaos trendi.
kaos kampanye stop shark finning |
1 comments:
Duh kasian sekali hiunya, hiu martil semakin berkurang populasinya, salam dari penajateng
Posting Komentar
Mohon komentarnya dengan tutur bahasa yang baik, terima kasih