Franque de Win/stock.xchng
Menelepon dengan menempelkan ponsel ke telinga memicu perubahan aktivitas di otak di bagian yang dekat dengan telinga.
Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam American Medical Association pada 22 Februari, penggunaan ponsel dengan menempelkannya pada telinga selama 50 menit memicu aktivitas otak di sekitar telinga. "Ini merupakan laporan ilmiah pertama yang menunjukkan adanya perubahan pada otak," kata Henry Lai dari University of Washington di Seattle yang juga turut serta dalam penelitian. Ia juga menegaskan kalau penggunaan ponsel dengan menekannya ke telinga merupakan tindakan yang tidak aman.
Saat penelitian, Lai dan rekan-rekannya mengukur aktivitas otak 47 orang dengan 2 ponsel di setiap telinga. Ponsel di telinga kiri dimatikan, sementara ponsel di kanan sedang aktif menerima panggilan. Ponsel dibisukan sehingga para partisipan tidak mengetahui ponsel mana yang aktif. Hal itu dilakukan agar bagian otak yang berurusan dengan pendengaran tidak terangsang.
Beberapa menit setelah panggilan, hasil pemindaian menunjukkan kalau bagian otak yang dekat dengan telinga kanan memiliki metabolisme glukosa yang lebih tinggi--sel otak butuh glukosa untuk aktif. Sementara itu, metabolisme di bagian otak yang dekat dengan telinga kiri tidak berubah.
Metabolisme glukosa meningkat sebanyak 7 persen, sebuah peningkatan yang hampir sama ketika suatu bagian otak aktif. Metabolisme glukosa pada pusat bicara di otak meningkat 10 persen ketika seorang berbicara," kata Nora Volkow dari National Institute on Drug Abuse di Bethesda yang turut serta dalam penelitian.
Temuan itu menunjukkan kalau radiasi ponsel memicu aktivitas otak. "Otak manusia sensitif terhadap radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh ponsel," kata Volkow.
Volkow juga menyebutkan kemungkinan kalau bagian otak yang terpengaruh tergantung desain posnel dan cara orang memegang ponsel. Ponsel yang digunakan penelitian memiliki antena nyaris di bawah, sehingga bagian otak yang dipengaruhi adalah bagian otak yang ada di belakang mata.
Level radiasi juga bergantung pada jarak menara pemancar dengan ponsel dan jumlah orang yang menggunakan ponsel di area yang sama. Variabel-variabel inilah yang mempersulit ilmuwan mendapatkan bukti kuat untuk menunjukkan kalau penggunaan ponsel memiliki risiko kesehatan. (Sumber: Discovery News)
Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam American Medical Association pada 22 Februari, penggunaan ponsel dengan menempelkannya pada telinga selama 50 menit memicu aktivitas otak di sekitar telinga. "Ini merupakan laporan ilmiah pertama yang menunjukkan adanya perubahan pada otak," kata Henry Lai dari University of Washington di Seattle yang juga turut serta dalam penelitian. Ia juga menegaskan kalau penggunaan ponsel dengan menekannya ke telinga merupakan tindakan yang tidak aman.
Saat penelitian, Lai dan rekan-rekannya mengukur aktivitas otak 47 orang dengan 2 ponsel di setiap telinga. Ponsel di telinga kiri dimatikan, sementara ponsel di kanan sedang aktif menerima panggilan. Ponsel dibisukan sehingga para partisipan tidak mengetahui ponsel mana yang aktif. Hal itu dilakukan agar bagian otak yang berurusan dengan pendengaran tidak terangsang.
Beberapa menit setelah panggilan, hasil pemindaian menunjukkan kalau bagian otak yang dekat dengan telinga kanan memiliki metabolisme glukosa yang lebih tinggi--sel otak butuh glukosa untuk aktif. Sementara itu, metabolisme di bagian otak yang dekat dengan telinga kiri tidak berubah.
Metabolisme glukosa meningkat sebanyak 7 persen, sebuah peningkatan yang hampir sama ketika suatu bagian otak aktif. Metabolisme glukosa pada pusat bicara di otak meningkat 10 persen ketika seorang berbicara," kata Nora Volkow dari National Institute on Drug Abuse di Bethesda yang turut serta dalam penelitian.
Temuan itu menunjukkan kalau radiasi ponsel memicu aktivitas otak. "Otak manusia sensitif terhadap radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh ponsel," kata Volkow.
Volkow juga menyebutkan kemungkinan kalau bagian otak yang terpengaruh tergantung desain posnel dan cara orang memegang ponsel. Ponsel yang digunakan penelitian memiliki antena nyaris di bawah, sehingga bagian otak yang dipengaruhi adalah bagian otak yang ada di belakang mata.
Level radiasi juga bergantung pada jarak menara pemancar dengan ponsel dan jumlah orang yang menggunakan ponsel di area yang sama. Variabel-variabel inilah yang mempersulit ilmuwan mendapatkan bukti kuat untuk menunjukkan kalau penggunaan ponsel memiliki risiko kesehatan. (Sumber: Discovery News)
0 comments:
Posting Komentar
Mohon komentarnya dengan tutur bahasa yang baik, terima kasih