Selasa, 21 September 2010

Agenda Terselubung Wapres Boediono ke AS

Ini Dia Agenda Terselubung Wapres Boediono ke AS

Kepergian Wakil Presiden Boediono ke Amerika Serikat tidak hanya menghadiri pertemuan para pemimpin di ASEAN dengan Amerika Serikat yang ke-2, melainkan memeliki agenda terselubung. Yakni, untuk menggaet sebanyak-banyak investor negeri Paman Sam tersebut.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan mengatakan, disela-sela pertemuan para pemimpin Asean-AS yang berlangsung di New York pada 23 September mendatang itu, akan dilakukan pertemuan bisnis bersama Presiden AS Barrack Obama dan para investor asal AS yang berminat menanamkan modalnya di Tanah Air. Mantan presiden AS Bill Clinton dan CEO perusahaan-perusahaan AS juga tidak ketinggalan dalam pertemuan tersebut.

Gita mengungkapkan, pertemuan bisnis tersebut akan dibagi ke dalam beberapa sesi. "Pertemuan pertama akan dihadiri kelompok dari kalangan investor yang sudah menanamkan modalnya di Indonesia sejak lama," katanya saat konferensi pers di Istana Wapres, Selasa (21/9).

Dalam pertemuan tersebut, lanjut dia, delegasi Indonesia akan menawarkan sejumlah proyek baru maupun perluasan investasi agar mereka menambah modalnya di dalam negeri. Kelompok kedua adalah kelompok dari kalangan investor yang belum menanamkan modalnya namun sudah berminat dan membidik Indoensia sebagai tujuan investasi.

Menurut dia, kelompok ini akan mendapat perlakuan berbeda dari kelompok pertama. "Mereka akan diberikan penjelasan mengenai kondisi Indonesia sesungguhnya, sebab banyak investor yang melihat kondisi Indonesia hanya dari pemberitaan. Kami ingin meningkatkan profil Indonesia di mata investor AS," tuturnya.

Hingga saat ini saja, Gita menjelaskan, sudah ada 32 pemimpin perusahaan yang mengkonfirmasi akan mengikuti pertemuan tersebut. Mereka berasal dari perusahaan sektor infrastruktur, teknologi informasi, migas, dan farmasi. Selain itu, Wapres bersama Kepala BKPM juga akan menerima kalangan 20 investor yang peduli dengan pemanasan global atau perusahaan ramah lingkungan.

Indonesia akan bertukar pikiran mengenai pengembangan teknologi ramah lingkungan dengan para investor tersebut. Apalagi, tambah Gita, misi pemerintah di BKPM adalah melakukan opinion building tentang Indonesia, saat melakukan kunjungan ke negara maju. "Karena masih banyak sekali orang di negara-negara maju yang tidak mengetahui tentang Indonesia," ujar dia.

Karena itu, Gita kembali menekankan bahwa kedatangan wapres ke AS ini penting sekali dalam meningkatkan profil Indonesia serta meraih investasi dalam skala yang lebih besar. "Dulunya mereka (negara maju) sangat melirik Tiongkok (China), Vietnam, Thailand tapi dengan kondisi makro politik Indonesia yang sudah jauh lebih stabil dibanding beberapa tahun lalu, kelihatan sekali bahwa mereka ingin berinvestasi dengan skala yang jauh lebih besar dibanding sebelumnya," bebernya.

Keoptimisan Gita, ditambah dengan pernyataannya bahwa sudah ada beberapa perusahaan manufaktur yang mulai mempertimbangkan relokasi pabrik dari tempat lain ke Indonesia untuk kepentingan pasar, minimal di Asia Tenggara. Belum lagi, arus modal hingga kini masih secara luas datang dari negara-negara asia terutama asia tenggara. "Tetapi saya rasa akan lebih baik lagi kalau kita bisa mengekspansi distribusi penanaman modal dari beberapa negara lain di luar negara Asia," tegasnya.

Gita menuturkan saat ini investasi asing asal AS di Indonesia pun sudah mengalami peningkatan. Dalam daftar investasi selama semester I/2010, AS berada di lima besar perusahaan asing yang menanamkan modalnya di Indonesia. Karena itu, ia berharap pertemuan tersebut nantinya dapat membawa dampak positif, sehingga banyak investor asal AS merealisasikan investasinya di Indonesia.

Jika berhasil, kata dia, target investasi Rp 1.500 triliun selama 5 tahun ke depan bukan sesuatu yang mustahil. "Investor asal AS selalu menjadi patokan investor lain dari negara maju. Kalau mereka sudah menanamkan modalnya di Indonesia, biasanya dikuti oleh investor lainnya," bebernya.

Belum lama ini, BKPM merilis data investasi semester I/2010 mencapai Rp 92,9 triliun, naik 39,9 persen dari periode sama tahun lalu Rp 66,4 triliun. Pada periode itu, investasi asing masih didominasi oleh Singapura senilai 1,6 miliar dolar AS. Kemudian diikuti Hong Kong senilai 0,8 miliar dolar AS. Amerika Serikat menempati posisi ketiga dengan investasi senilai 3 miliar dolar AS, selanjutnya Jepang 0,2 miliar dolar AS dan Belanda 0,2 miliar dolar AS.

Red: Djibril Muhammad
Rep: Yasmina Hasni
sumber: republika.co.id

0 comments:

Posting Komentar

Mohon komentarnya dengan tutur bahasa yang baik, terima kasih