Rabu, 06 Mei 2009

Penampakan atau mimpi setelah melaksanakan shalat istikharah?


Pertanyaan:
Kata orang-orang bahwa ketika seseorang melakukan shalat Istikharah maka dia akan merasakan pengalaman seperti penampakan atau mimpi. Saya telah melaksanakan shalat istikharah beberapa kali namun tidak pernah mendapatkan 'penampakan' ataupun mimpi. Apakah ini berarti shalat istikharah saya salah atau bagaimana?

Jawaban:
Shalat Istikharah dilakukan guna menemukan keputusan yang terbaik dengan memohon bantuan Allah SWT. Manusia adalah makhluk yang lemah. Manusia memiliki keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan. Allah SWT Maha Segala-galanya. Dia Maha Mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak baik untuk kita. Untuk itu sebagai hambaNya kita selalu meminta bimbingan serta petunjuk atas hidup kita. Kita harus yakin bahwa jika kita berserah diri kepada Allah SWT maka Dia akan membantu kita.

Di zaman sekarang sering kita lihat sebagian orang mempraktekkan berbagai macam takhayul untuk membantu mereka memilih dan membuat suatu keputusan dalam hidup. Sebagian orang menggunakan media membaca telapak tangan. Masyarakat Arab pagan (masa lalu) menggunakan media anak panah atau arah burung. Jika ada seekor burung terbang ke satu arah maka dianggap itu pertanda buruk dan jika si burung tersebut terbang ke arah lainnya maka itu dianggap sebagai pertanda baik.

Islam tidak mengenal takhayul. Islam mengajarkan prinsip dasar bahwa pengetahuan tentang masa depan hanya milik Allah SWT. Dan untuk itu jalan satu-satunya bagi mereka yang beriman adalah dengan meminta bantuan Sang Pencipta yang Maha Mengetahui apa yang terjadi di masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang.

Shalat Istikharah merupakan salah satu cara untuk meminta bantuan dan pertolongan dari Allah SWT ketika kita harus memilih pilihan yang terbaik diantara beberapa pilihan yang ada. Shalat Istikharah dilakukan setelah sebelumnya berwudhu lalu shalat dua rakaat dan sesudahnya membaca Doa Istikharah. Nabi Muhammad SAW besabda "Tidak akan rugi orang yang mengerjakan istikharah dan tidak akan menyesal orang yang bermusyawarah."

Setelah melakukan shalat Istikharah lalu lanjutkan dengan melaksanakan keputusan yang menurut ia terbaik dan keputusannya itu akan diberkati oleh Allah SWT. Shalat Istikharah tidak mesti melibatkan pengalaman seseorang dengan penampakan atau lewat mimpi. Mungkin saja sebagian orang mempunyai 'penglihatan' atau merasa terdorong dengan hati nuraninya untuk melangkah ke suatu arah tertentu.


Sumber: Islam.ca


Istikharah

Dalam kehidupan ini kita sering dihadapkan pada beragam pilihan. Ada pilihan yang dengan mudah kita putuskan, namun tak jarang kita kesulitan dalam menentukan pilihan yang akan kita ambil. Jika sudah demikian, alangkah baiknya jika kita melaksanakan sholat istikharah.

Sholat istikharah aalah sholat sunnat yang dilakukan untuk memohon pertologan Allah dalam menentukan suatu keputusan. Sholat istikharah sangat dianjurkan oleh Rasulullah Muhammad saw jika kita menghadapi dilemma dalam mengambil keputusan. Dengan sholat istikharah, diharapkan keputusan yang kita ambil mendapat ridho dari Allah SWT.

Sholat istikarah dapat dilakukan setiap saat, tanpa ada batasan waktu. Sholat istikharah dikejakan sebanyak 2 rakaat, dengan cara seperti kita melakukan sholat-sholat yang lain. Namun pada sholat istikharah, setelah membaca surat Al Fatihah pada rakaat pertama dianjurkan untuk membaca surat Al kaafiruun. Sedang pada rakaat kedua sholat istikharah, setelah membaca Al Fatihah dianjurkan untuk membaca surat Al Ikhlas.
Setelah selesai melakukan sholat istikharah, dilanjutkan dengan membaca sholawat kepada Rasulullah Muhammad saw. Setelah itu, berdoa dengan doa berikut ini:

اللَّهُمَّ إِنيِّ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ اْلعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ, وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ, وَأَنْتَ عَلاَّمُ اْلغُيُوْبِ. اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ -وَيُسَمِّي حَاجَتَهُ- خَيْرٌ لِي فيِ دِيْنيِ وَمَعَاشيِ وَعَاقِبَةِ أَمْرِي، عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ فَاقْدُرْهُ ليِ وَيَسِّرْهُ ليِ، ثُمَّ بَارِكْ ليِ فِيْهِ. وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ ليِ فيِ دِيْنيِ وَمَعَاشيِ وَعَاقِبَةِ أَمْرِي، عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ فَاصْرِفْهُ عَنيِّ وَاصْرِفْنيِ عَنْهُ، وَاقْدُرْ لِيَ اْلخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنيِ بِهِ

"Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pilihan yang tepat kepa-da-Mu dengan ilmu pengetahuan-Mu dan aku mohon kekuasaan-Mu (untuk mengatasi persoalanku) dengan kemahakuasaan-Mu. Aku mohon kepada-Mu sesuatu dari anugerah-Mu Yang Maha-agung, sesungguhnya Engkau Mahakuasa sedang aku tidak kua-sa. Engkau mengetahui sedang aku tidak mengetahui dan Eng-kau adalah Maha Mengetahui hal yang ghaib. Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (di sini, orang yang mem-punyai hajat hendaknya menyebutkan persoalannya) adalah baik untuk agamaku, kehidupanku, dan akibatnya terhadap diriku, di dunia atau akhirat, maka taqdirkanlah untukku, mudahkan jalannya, kemudian berilah berkah. Akan tetapi apabila Engkau mengetahui bahwa persoalan ini berbahaya bagiku dalam agama, kehidupanku dan akibatnya terhadap diriku, maka jauhkanlah persoalan tersebut dariku dan jauhkanlah aku darinya, taqdirkan kebaikan untukku di mana pun ia berada, kemudian berilah kerelaan-Mu kepadaku" (HR. al-Bukhari)

Sholat istikharah dapat dilakukan berulang-ulang, hingga hati kita merasa mantap untuk mengambil keputusan. Selain itu, jika tidak sempat melakukan sholat istikharah, beberapa ulama berpendapat hanya membaca doa sholat istikharah juga diperbolehkan, sebab sholat istikharah pada dasarnya adalah doa kepada Allah untuk meminta petunjuk.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan sholat istikharah:

  • Biasakanlah untuk melakukan shalat Istikharah dalam setiap perkara apa saja sekali pun sepele.
  • Yakinlah bahwa Allah subhanahu wata’ala akan menganugerahkan petunjuk untuk hal yang lebih baik, himpun segenap hati saat berdo'a, renungi dan pahamilah makna-maknanya yang agung.
  • Tidak sah melakukan shalat Istikharah setelah shalat fardhu tetapi harus berupa (shalat sunnah) dua raka'at yang khusus untuk shalat Istikharah.
  • Jika hendak melakukan shalat Istikharah setelah shalat sunnah Rawatib, shalat Dhuha atau shalat-shalat sunnah lainnya, maka hal itu boleh dengan syarat berniat sholat Istikharah sebelum memulai shalat . Sedangkan bila telah melakukan Takbiratul Ihram untuk shalat istikharah, padahal belum meniatkan shalat Istikharah, maka tidak sah.
  • Jika ingin melakukan shalat Istikharah di waktu-waktu yang terlarang, maka bersabarlah hingga masuk waktu shalat.
  • Jika ada yang menghalangi untuk shalat -seperti sedang haidh bagi wanita-, maka tunggulah hingga halangan itu hilang. Jika urusan yang ingin di Istikharah-kan itu dikhawatirkan terlewati, maka beristikharahlah dengan cara berdo'a, bukan dengan melakukan shalat.
  • Bila tidak hafal do'a Istikharah, maka bacalah di kertas atau kitab tetapi sebaiknya dihafal.
  • Do'a shalat Istikharah boleh diucapkan sebelum salam dari shalat -yakni setelah tasyahhud- sebagaimana halnya boleh setelah salam.
  • Bila telah melakukan shalat Istikharah, maka lakukanlah apa yang diinginkan itu dan jangan menunggu mendapatkan mimpi mengenai hal itu.
  • Bila masih belum tampak mana yang lebih baik, maka ulangi lagi shalat Istikharah.
  • Jangan tambahkan apa pun pada do'a ini dan jangan pula dikurangi. Berhentilah sebatas dalil yang ada.
  • Jangan jadikan hawa nafsu menguasai dalam menentukan pilihan, sebab bisa jadi yang lebih baik bertentangan dengan hawa nafsu itu.
  • Jangan lupa untuk meminta pendapat orang-orang yang bijak dan shalih. Gabungkan antara shalat Istikharah dan meminta pendapat.