Kamis, 30 Juni 2011

Jalan Masih Panjang, Selamat Berjuang Cendekia SBBS


Luar Biasa, itulah yang bisa saya ungkapkan saat mengetahui siswa lulusan perdana SMA N Sragen Bilingual Boarding School (SBBS) banyak yang diterima melalui jalur Seleksi Nasional Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun 2011. Rasa bahagia, bangga, haru dan penuh syukur mereka rasakan saat hasil Seleksi tersebut diumumkan Rabu, 29 Juni 2011. Hasil ini mengobati rasa kecewa mereka ketika sebelumnya sebagian siswa yang mengikuti seleksi jalur undangan tidak ada satupun yang menuai hasilnya. Saya sendiri sebagai seorang guru kalian ikut merasa bahagia dan bangga atas keberhasilan mereka ini. “kalian pantas mendapatkannya, kalian telah ikhtiar dengan sungguh-sungguh, merelakan masa libur pasca UN untuk belajar SNMPTN di sekolah, rajin sholat dhuha, berdoa, bertawakal dengan sepenuh hati dan sekarang lihatlah hasilnya”. Berikut ini daftar cendekia alumni SMA N SBBS yang diterima di Universitas dengan jalur SNMPTN dan jalur lain.

1 Ade Candra S XII IPA 3 FK UGM
2 Ady Dwi Nugroho XII IPA 1 Ilmu Komputer UGM
3 Afif F XII IPA 3 FKH UGM
4 Ahamad Nursalim XII IPA 3 Sastra Inggris UNS
5 Ahmad Furqan H XII IPA 1 FTI ITB
6 Ahmad Hanif N XII IPA 3 FE UNNES
7 Akbar Juang S XII IPA 1 STEI ITB
8 Alfitra Setya W XII IPA 2 FKH UGM
9 Amri Ramadhan XII IPA 3 FTMD ITB
10 Andi Aulia S XII IPA 2 FTMD ITB
11 Bryan Pandu P XII IPA 2 FK UNS
12 Danang Kristyanto XII IPA 2 Biologi UGM
13 Deny M Fajar XII IPA 1 Pend. Biologi UNS
14 Dewantoro Priyo S XII IPA 2 FK UGM
15 Endro Antono XII IPA 2 P Kimia UNS
16 Faiz Riffat A XII IPA 1 Manajemen UGM
17 Farhan Nurkholid XII IPA 1 FTI ITB
18 Guinnes Silvan Dega XII IPA 3 FK UNISULA
19 Haedar Ardhi XII IPA 3 FT UGM
20 Hafidz Aly H XII IPA 2 TE UNDIP
21 Hermawan Putro XII IPA 2 Pertambangan UPN
22 Jaka Anugrah I XII IPA 1 Fisika UNY
23 Kresna Bondan F XII IPA 3 FMIPA ITB
24 M. Agustiudin XII IPA 1 Manajemen UNHAS
25 M. Ali Rosadi XII IPA 2 FK UGM
26 M. Faiz Ibrahim XII IPA 2 Akuntansi UNAIR
27 M. Muhkhtar Kamal XII IPA 2 Ekonomi UGM
28 M. Nusem XII IPA 1 TI ITT Telkom
29 Mukhaffif XII IPA 1 Teknik Fisika UGM
30 Muzakkir Sultan XII IPA 1 UNY
31 Rasmunandar Rustam XII IPA 1 Teknik Informatika ITS
32 Sakti Mahardika XII IPA 2 Sastra Indonesia UGM
33 Salahuddin XII IPA 2 Elektronika Instrumentasi UGM
34 Septian Galih XII IPA 2 SIG da Pengidraan Jarak Jauh UGM
35 Try Wahyudi J L XII IPA 1 FK Univ Manado
36 Tunjung Fitrian Basri XII IPA 1 FK UNAIR
37 Yogananda H. M XII IPA 2 Matematika UNDIP
38 Yudhi Sulistya XII IPA 1 FK UNY
39 Yusuf Wildan XII IPA 2 Sastra Inggris UNDIP
40 Erik Darmandi XII IPA 1 Arsitek UNHAS
41 Ridho Assidicky XII IPA 3 Teknologi Bioproses UI
*selain itu terdapat 25 siswa yang mendapat beasiswa kuliah di Turki

Sebelumnya Siswa kelas 12 SMA N SBBS dinyatakan lulus 100% Ujian Nasional (UN) tahun 2011 dengan rata-rata rata-rata UN murni diatas 8.20. Terlebih lagi banyak siswa mendapat nilai 10.00 dengan perincian siswa yang mendapat matematika sebanyak 8 orang, Fisika 4 orang, Kimia 3 Orang. Kelulusan 100% juga diikuti oleh juniornya siswa kelas 9 SMP N SBBS. Dengan rata-rata nilai kelulusan semua mata pelajaran diatas 8,90 menempatkan SMP N SBBS sebagai jawara sekabupaten Sragen dan menempati urutan ke-3 se Provinsi Jawa Tengah. Prestasi kelulusan ini melengkapi prestasi SMA N SBBS yang mendapatkan rekor Museum Rekor Indonesia, sebagai sekolah termuda berprestasi baik nasional maupun internasional.
Jalan masih panjang…
Wahai anak-anakku, ini adalah akhir kalian menempuh studi di kampus sekolah kita tercinta ini sekaligus awal dari tahap selanjutnya. Kuliah di universitas tidaklah sama dengan sekolah di sini. Di sana kalian akan lebih banyak kebebasan dan kesempatan yang kalian dapatkan, namun apa yang kalian telah dapatkan di sekolah ini jangan sampai hilang begitu saja. Tetaplah santun dalam berperilaku dan cerdas sebagai cendekia lulusan SMA N SBBS, demi kebaikan almamater kita tercinta ini. Doa kami bersama kalian wahai anak-anakku, jalan masih panjang jangan sampai kalian terlena. Selamat berjuang!

“Salam Guru Biologi”

Rabu, 15 Juni 2011

Shalat sunnah Kusuf dan shalat sunnah Khusuf


Kusuf / Khusuf ialah istilah yang diberikan untuk shalat sunnah di waktu terjadi gerhana matahari maupun gerhana bulan. Bilangan raka'at dan cara pelaksanaannya :

  • Shalat kusuf/khusuf ini utamanya dilaksanakan di masjid secara berjama'ah dan dengan khutbah sesudah shalat.
  • Shalat gerhana ini tanpa adzan dan iqamah; tetapi hanya panggilan, misalnya "Ash-Sholaatu Jaami'ah" (Mari kita berkumpul untuk shalat)
  • Shalat sunnah ini dikerjakan sebanyak 2 raka'at dengan bacaan jahr.

Pada tiap-tiap raka'at mengandung 2 ruku' dan 2 sujud dengan cara sebagai berikut :

  1. Takbiratul Ihram,
  2. Membaca doa iftitah,
  3. Membaca ta'awwudz,
  4. Membaca Basmalah,
  5. Membaca Al-Fatihah,
  6. Membaca Amin,
  7. Membaca Surat/Ayat Al-Qur'an,
  8. Ruku' dan membaca tasbih ruku',
  9. I'tidal (berdiri tegak kembali),
  10. Membaca Surat/Ayat Al-Qur'an (tangan bersedekap seperti semula),
  11. Ruku' dan membaca tasbih ruku',
  12. I'tidal (berdiri tegak kembali),
  13. Sujud dan membaca tasbih sujud,
  14. Duduk antara dua sujud,
  15. Sujud kedua. Kemudian berdiri untuk raka'at yang kedua. Pada raka'at kedua dikerjakan seperti raka'at yang pertama tadi, mulai dari urutan nomor 4, dan seterusnya,
  16. Duduk Attahiyyat dengan membaca tasyahhud dan shalawat,
  17. Salam.
Dalil Hadist:

Dari 'Aisyah istri Nabi SAW, ia berkata : "Sesungguhnya telah terjadi gerhana matahari dimasa Rasulullah SAW. Maka Rasulullah SAW pergi ke masjid. Kemudian beliau berdiri dan bertakbir dan orang-orang bershaf di belakang beliau. Dalam shalat tersebut Rasulullah SAW membaca bacaan yang panjang. Kemudian beliau bertakbir dan ruku' dengan ruku' yang panjang pula. Kemudian beliau mengangkat kepalanya sambil membaca "Sami'alloohu liman hamidah, robbanaa wa lakal hamdu". Lalu beliau membaca lagi bacaan yang panjang, tetapi lebih pendek dari pada bacaan yang pertama. Sesudah itu beliau bertakbir lalu ruku' dengan ruku' yang panjang, tetapi lebih pendek dari pada ruku' yang pertama tadi. Kemudian beliau membaca (sambil berdiri) "Sami'alloohu liman hamidah, robbanaa wa lakal hamdu". Sesudah itu beliau sujud. Kemudian beliau melaksanakan pada raka'at yang kedua sedemikian itu pula, sehingga genap empat kali ruku' dan empat kali sujud, sedang matahari pun muncul kembali sebelum beliau selesai (shalat). Setelah itu Rasulullah SAW berkhutbah, memuji Allah SWT dengan pujian-pujian-Nya, kemudian beliau bersabda : "Sesungguhnya matahari dan bulan itu adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah. Dua-duanya tidaklah gerhana karena mati atau lahirnya seseorang. Apabila kamu sekalian melihat yang demikian itu maka segeralah untuk melaksanakan shalat". [HR. Muttafaq 'Alaih, dan lafadh ini bagi Muslim 2 : 619]

Dari Jabir bin ‘Abdullah, ia berkata : Pernah gerhana matahari pada masa Rasulullah SAW di suatu hari yang sangat panas. Lalu Rasulullah SAW mengerjakan shalat bersama para shahabat. Beliau berdiri lama sekali, sehingga banyak yang jatuh. Kemudian beliau ruku’ lama, lalu bangun dan berdiri lama, lalu ruku’ lama, kemudian bangun dan berdiri lama, kemudian sujud dua kali. Kemudian beliau berdiri dan melakukan seperti itu sehingga shalatnya mengandung empat ruku’ dan empat kali sujud. Setelah itu beliau bersabda, “Sesungguhnya telah diperlihatkan kepadaku segala sesuatu yang akan kalian masuki. Diperlihatkan surga kepadaku, sehingga aku mengulurkan tangan akan mengambil petikan (buah) surga itu, tetapi tanganku tidak dapat mencapainya. Diperlihatkan pula kepadaku neraka. Aku melihat di dalamnya ada seorang perempuan Bani Israil yang disiksa sebab kucingnya, dia mengikat kucing itu tanpa memberinya makan dan tidak pula membiarkannya untuk makan serangga tanah. Aku juga melihat Abu Tsumamah ‘Amr bin Malik menarik ususnya di neraka”. Orang-orang berkata, “Sesungguhnya matahari dan bulan tidaklah gerhana melainkan karena meninggalnya orang yang agung”. Padahal, sebenarnya keduanya
adalah dua tanda diantara tanda-tanda kekuasaan Allah yang Dia tunjukkan kepada kalian. Karena itu, apabila keduanya gerhana, maka lakukanlah shalat hingga muncul kembali”. [HR. Muslim 2 : 622]
Keterangan :
Abu Tsumaamah ‘Amr bin Maalik, dalam riwayat lain disebut Ibnu Luhaiy (Luhaiy = nama laqobnya Maalik), dan dalam riwayat lain disebut ‘Amr bin ‘Aamir Al-Khuza’iy, adalah orang yang mula-mula mengada-adakan tentang Saaibah, Bahiirah dan Haam (sebagaimana tersebut dalam QS. Al-Maaidah : 103).

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr RA, ia berkata : Ketika terjadi gerhana matahari pada jaman Rasulullah SAW, diseru dengan panggilan,”Ash-sholaatu jaami’ah”. [HR. Bukhari juz 2, hal. 25]

Dari ‘Aisyah bahwasanya Nabi SAW membaca jahr dalam shalat gerhana dan beliau shalat dengan empat kali ruku’ dan empat kali sujud dalam dua raka'at. [HR. Muslim 2 : 620]

pada saat terjadi gerhana matahari atau bulan kita dianjurkan memerdekakan budak, bersadaqah, istighfar dan dzikir. Seperti dijelaskan dalam hadist berikut ini:

Dari Asma’ (binti Abu Bakar), ia berkata, “Sesungguhnya Nabi SAW memerintahkan untuk memerdekakan budak ketika terjadi gerhana matahari”. [HR. Bukhari juz 2, hal : 29]

Dari ‘Aisyah, ia berkata : Telah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah SAW. Kemudian beliau berdiri untuk shalat (gerhana) ….., kemudian beliau bersabda, “Sesungguhnya matahari dan bulan itu diantara tanda-tanda kekuasaan Allah, keduanya tidak gerhana karena kematian
atau kelahiran seseorang. Maka apabila kalian melihat yang demikian itu, bertakbirlah, berdo’alah kepada Allah, shalatlah dan bersedekahlah”. [HR. Muslim juz 2, hal. : 618]

Dari Abu Musa, ia berkata : Telah terjadi gerhana matahari pada zaman Nabi SAW, lalu Nabi SAW bangkit, terkejut dan takut kalau terjadi hari qiyamat. Lalu beliau pergi ke masjid, lalu shalat dengan berdiri, ruku’ dan sujud yang sangat lama, yang saya belum pernah melihatnya sama sekali beliau mengerjakan yang seperti itu. Kemudian beliau bersabda, Sesungguhnya tanda-tanda kekuasaan Allah yang Allah kirimkan ini tidak terjadi karena matinya seseorang dan tidak pula karena lahirnya seseorang, akan tetapi Allah mengirimkannya agar hamba-hamba-Nya takut kepada-Nya. Apabila kalian melihat kejadian yang demikian itu, maka berlindunglah kepada Allah dengan berdzikir, berdoa dan mohon ampun kepada-Nya”. [HR. Muslim juz 2, hal. : 628]

sumber: Majlis Tafsir Alquran Surakarta