Jumat, 18 Februari 2011

Apa! Film Asing Ditarik Dari Bioskop Seluruh Indonesia!

12980411151093949782

Film Transformers 3 terancam tidak bisa tayang di Indonesia, sumber gambar: koleksi wallpaper pribadi

Sempat kaget membaca berita di tribunnews.com. Diberitakan bahwasanya terhitung mulai hari kemarin, Kamis 17 Februari 2011, seluruh film asing asal Amerika ditarik dari bioskop-bioskop seluruh Indonesia. Diberitakan pula dalam situs 21cineplex.com hanya terdapat film-film indonesia yang menempati daftar segera tayang (coming soon). Dijelaskan pula alasan penarikan film tersebut dikarenakan pihak Motion Picture Associated (MPA) yang mewakili sejumlah perusahaan film asing Amerika tidak setuju dengan kebijakan baru dari Dirjen Bea dan Cukai. MPA menilai cara pandang baru Dirjen Bea dan Cukai atas kebijakan beamasuk atas hak distribusi adalah tidak lazim dan tidak pernah ada dalam praktik film di seluruh Indonesia. Pada intinya pihak perusahaan film asing keberatan karena akan membayar pajak yang lebih banyak dari sebelumnya. Penarikan ini berlaku selama ketentuan bea masuk atas hak distribusi film impor masih diberlakukan Indonesia.

Penarikan film asing dari bioskop-bioskop di seluruh Indonesia ini menimbulkan sejumlah reaksi kekecewaan dan keluhan dari masyarakat. “masak harus aku harus nonton film-film konyol yang bikin gilah…. Ihhh” ujar seorang pengguna situs jejaring sosial menanggapi berita ini. Memang demikian faktanya, film-film di Indonesia masih didominasi oleh film horor bin porno yang konyol. Hantu dan setan banyak yang jadi artis. Lihat saja daftar film Indonesia yang sedang dan akan tayang di situs 21cineplex.com maka anda akan menemukan judul film “Pocong Ngesot”, “ jenglot Pantai Selatan”, “Arwah Goyang Karawang” dan “cewek Saweran”. Ada juga yang berkata “Laku deh yang jualan dvd dan layar tancep… XXI, 21, Premiere siap2 gulung tikar deh…”. orang tersebut memprediksi kebangkrutan sejumlah perusahaan bioskop dan menguntungkan penjual DVD dan pertunjukan layar tancap dikarenakan hal tersebut. Faktanya memang demikian, perusahaan-perusahaan bioskop di Indonesia mengandalkan film-film impor yang berkualitas sebagai sumber pendapatannya. Masyarakat sendiri juga sudah terlanjur menyukai film-film asing yang berkualitas. Dalam tahun 2011 ini terdapat sejumlah film-film yang dirasa akan mendapat animo yang besar dari masyarakat. Pirates of Carribean: On the Strangers Tide, Transformer3: Dark Of The moon, Harry Potter and The Deathly Hallows Part2, dan Mission Imposible4 adalah sebagian film-film seri yang sebelumnya menyedot jutaan penonton dan memiliki fans fanatik yang banyak. Bisa dipastikan para penggemar film-film tersebut akan kecewa dengan adanya penarikan film ini.

Penarikan film-film Indonesia ini akan berdampak bagi masyarakat Indonesia. Jika penarikan film ini berlangsung lama, jelas akan menimbulkan kerugian yang besar bahkan dapat menyebabkan kebangkrutan bagi perushaan bioskop di Indonesia karena animo masyarakat yang menonton di bioskop turun. Secara tidak langsung bisa jadi akan terjadi pemecatan karyawan-karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut, angka pengangguran pun bertambah. Bagi konsumen film, jelas kan timbul kekecewaan mendalam karena tidak bisa langsung melihat film favoritnya tayang di bioskop. Mereka harus menunggu lama untuk mendapatkan DVD originalnya. Selain itu juga pemasukan pendapatan daerah dan kota pun berkurang, karena setiap bulannya perusahaan bioskop harus membayar kepada pemerintah daerah/kota untuk setiap film yang tayang. Namun disamping itu juga ada dampak positifnya. Film-film barat biasanya dijadikan media untuk menyebarkan dan menunjukkan paham-paham zionis. Sudah menjadi rahasia umum bahwasanya film-film barat yang penuh konspirasi didalangi oleh orang-orang yahudi. Setidaknya dengan ditariknya film tersebut juga menghentikan penyebaran paham-paham tersebut di Indonesia. Yang jelas bagi saya sendiri akan berdampak positif yaitu menghemat kantong.

salam pengamat film amatiran

0 comments:

Posting Komentar

Mohon komentarnya dengan tutur bahasa yang baik, terima kasih