Senin, 13 Desember 2010

Dude Herlino Jadi Pencopet!

oleh: Setiyo Prajoko

Ya, anda tidak salah membaca tulisan judul di atas. Tidak hanya jadi pencopet Dude Herlino juga tertangkap massa dan dihakimi warga bahkan sampai digunduli. Begitulah adegan Dude dalam film terbarunya, Dalam Mihrab Cinta. Dude mamainkan peran utama dalam film ini bersama Asmirandah. Dalam ceritanya, Dude memerankan Sabagai Tokoh Syamsul Hadi, seorang remaja lulus SMA kemudian mondok di pesantren di Kediri. Sedangkan Asmirandah sebagai Sylvie, mahasiswi Fakultas Ekonomi sebuah perguruan tinggi ternama di Jakarta. Sebagai anak orang pengusaha sukses dan belajar hidup mandiri, Sylvie juga menjadi guru les matematika.

Sedikit keluar dari judul di atas, mungkin pembaca budiman mengetahui lebih dalam tentang film yang diperankan oleh Dude tersebut.


Dalam Mihrab Cinta


Merupakan film yang dibuat berdasarkan novel mahakarya Habibburrahman El Shirazy. Sebelumnya, karya fenomenal kang Abik (panggilan akrab Habibburahman el-Shirazy) yang difilmkan adalah Ayat-Ayat Cinta (AAC) yang produksi oleh MD entertainment dengan sutradara Hanung Bramantyo. Selain itu Film Ketika Cinta Bertasbih (KCB)yang menyedot jutaan penonton dari seluruh penjuru Indonesia dan ditayangkan di tiga benua juga diambil dari karya mega best seller beliau. Kini, Kang Abik menyutradarai sendiri film Dalam Mihrab Cinta yang juga diambil dari karyanya sendiri ini. Dalam situs resminya filmdalammihrabcinta.com ini rencananya akan dirilis pada tanggal 23 Desember 2010.

Dalam novelnya, bermula dari cerita seorang remaja bernama Syamsul Hadi yang difitnah mencuri oleh temannya Burhan di sebuah pesantren Al Furqan, Kediri. Lanjut cerita, karena tidak ada yang mempercayai penjelasannya, Syamsul dikeluarkan dari pesantren dan berkelana menjadi seorang pencopet untuk menyambung hidup. Dalam aksi perdananya, Syamsul tertangkap basah dan dihajar oleh massa serta masuk dalam penjara. Dalam penjara syamsul mendapat ilmu “mencopet” dari temannya. Setelah keluar dari penjara dipraktekkanlah ilmu tersebut dan berhasil. Dalam aksi mencopetnya, Sylvie tunangan Burhan menjadi salah satu korbannya. Mengetahui hal itu terbesit niat di hati Syamsul untuk membalas perlakuan Burhan dulu saat memfitnahnya. Nekat datang kerumah Sylvie Syamsul ingin memberitahukan perilaku Buruk Burhan. Sesampai di Villa rumah Sylvie terjadi hal yang menggelikan, syamsul malah mendapat kerjaan baru sebagai guru ngaji anak seorang pengusaha kaya. Kebetulan juga Sylvie merupakan guru les matematikanya. Pertemuan dengan ayah Sylvie, Syamsul membongkar keburukan Burhan yang sebenarnya sudah bertunangan dengan wanita lain. Mengetahui hal ini keluarga Sylvie membatalkan pertunangan dan menolak lamaran Burhan.

Sementara itu, merasa gajinya lebih dari cukup, Syamsul mengembalikan semua uang yang telah dicopetnya dan memperbaiki status dengan melanjutkan kuliah. Bakatnya dalam memberikan ceramah dan baik akhlaknya membuat hati Sylvie jatuh hati pada Syamsul. Bahkan seorang direktur acara televisi religius di salah satu stasiun TV swasta memintanya menjadi pengisi acara ceramah di program tvnya. Kejadian mengharukan ketika pak kyai dipesantren Syamsul dulu, Keluarga dan orang-orang yang dulu tidak mempercayainya menyaksikan Syamsul menjadi seorang ustadz pengisi materi TV. Begitu juga Sylvie yang semakin jatuh hati kepada Syamsul.

Film bernuansa Islami Pebangun Moral yang dirindukan

Melihat kenyataan yang ada, saya merasa prihatin dengan dunia perfilman Indonesia. Semakin maraknya film-film horor bin porno menyebabkan dekadensi moral generasi muda. Tidak tanggung-tanggung, pihak produserpun rela mendatangkan megabintang porno dari luar negeri untuk mendongkrak popularitasnya. Sungguh, hanya mementingkan keuntungan komersil semata dan tidak peduli dengan moral generasi muda. Sebenarnya masyarakat sudah jenuh dengan adanya film-film tersebut, tetapi entah kenapa mereka masih memproduksinya. Di tengah-tengah film bernuansa horor bin porno tersebut, film apik bernuansa islami menjadi oase pelepas kerinduan masyarakat terhadap film yang bersifat membangun jiwa generasi muda. Suksesnya film AAC, KCB, Laskar Pelangi, Sang Pemimpi bisa dijadikan Indikatornya. Sebagai generasi muda yang tidak mau rusak moralnya dijejali film-film horor bin porno, saya berharap film Dalam Mihrab Cinta ini sukses menyedot jutaan penonton seperti pada film-film sebelumnya.

Untuk resensi novelet Dalam Mihrab Cinta yang lain dapat dibaca di sini.

1 comments:

softwikia mengatakan...

gregetan liat nih film hihihiiih

Posting Komentar

Mohon komentarnya dengan tutur bahasa yang baik, terima kasih